Cincin Tunangan Bagus - cincin tunangan
SUBTOTAL :
CINCIN TUNANGAN cincin tunangan berlian cincin tunangan di jari
Cincin Tunangan Bagus

Cincin Tunangan Bagus

CINCIN TUNANGAN cincin tunangan berlian cincin tunangan di jari
Short Description:

Product Description

Cincin Tunangan Bagus 


Cincin Tunangan - Suatu hari saya diminta menjemput Lady Diana ke Highrove. Esoknya pagi-pagi sekali saya mengantarkannya ke London, sebab ia perlu mengajar. Kelihatan ia senang sekali dan tersenyum-senyum. Namun, ia tidak banyak mengobrol seperti biasanya. Saya yakin pangeran semalam melamarnya.

Di perjalanan Diana memberi tahu bahwa ia akan ke Australia selama tiga minggu, yaitu ke rumah ibu dan ayah tirinya. Saya duga pangeran meminta Diana berpikir dulu matang-matang sebelum mengambil keputusan penting untuk menikah dengannya.
Lady Diana ternyata pulang seminggu lebih awal. Akhir minggu itu juga, sepulang berburu dari Highrove, pangeran meminta datang ke kamar kerjanya di Istana Buckingham.
"Stephen, saya mempunyai kabar bagus sekali."
"Oh, yes, sir," kata saya sambil berusaha agar ekspresi wajah saya datar saja, walaupun saya sudah menduga apa yang bakal dikatakannya.
"Lady Diana dan saya akan mengumumkan pertunangan kami."
"Kabar baik sekali, sir. Bolehkah saya memberi selamat, kalau saya bertemu dengannya?"
"Tentu saja," jawabnya. Rasanya ketika itu ingin sekali saya menjabat tangannya, tetapi saya selalu harus ingat bahwa walaupun hubungan kami dekat, ia adalah calon raja Inggris, ia majikan saya, sedangkan saya pelayannya.
Saya kira Pangeran Philip, suami ratu, memegang peranan besar dalam mendesak putra makota agar cepat-cepat menentukan pilihan. Seperti kami, para pelayan istana, Duke of Edinburg mempunyai pendapat: "Mau menunggu apa lagi?"
Ratu melotot
Dua hari sebelum pengumuman pertunangan saya mendapat tugas mengantarkan Lady Diana lagi ke flatnya. Selama ini tidak pernah Lady Diana , mencoba mengorek keterangan tentang masa lalu pangeran dari saya.
Seandainya ia bertanya pun, saya berniat tidak akan menjawabnya. Bayangkan, di mana saya mesti menyembunyikan wajah saya, kalau Lady Diana sampai berkata kepada pangeran, "Oh, sir (dengan malu-malu ia menyebutnya sir di muka umum, tetapi setelah  menikah beberapa waktu sebutan itu berubah menjadi darling), coba terka apa yang saya dengar dari Stephen di mobil …"
Malam itu Lady Diana bercerita bahwa ia disuruh memilih cincin pertunangan oleh ratu pada kesempatan makan malam di Windsor seminggu sebelumnya.
"Ada senampan penuh cincin dari Garrads (pembuat perhiasan kerajaan). Mata ratu melotot, ketika saya memilih yang permatanya paling besar: safir dikelilingi intan!"
Lady Diana juga ingin tahu warna kesukaan pangeran. "Biru," jawab saya. Setelah itu ia sering membawakan oleh-oleh untuk pangeran seperti sweater biru, dasi dsb. Pakaian pangeran yang selama ini saya pilihkan, dianggapnya terlalu konservatif.
Pelayannya bingung karena tak pernah disuruh
Sesudah pengumuman pertunangannya di bulan Februari 1981, Lady Diana tidak pulang lagi ke flatnya. Untuk jangka waktu pendek ia tinggal di rumah kakaknya, Lady Sarah, yang dulu pernah akrab dengan Pangeran Charles.
Lady Sarah mendapat tempat di Istana Kensington, karena suaminya adalah asisten sekretaris pribadi ratu. Setelah itu Lady Diana menjadi tamu ibu suri di Clarence House. Banyak orang mengira Lady Diana tinggal di situ sampai hari pernikahannya di bulan Juli.
Padahal sebenarnya ia cuma tinggal beberapa hari di sini. Selebihnya ia menetap di Istana Buckingham, di kamar yang dulu ditempati oleh Mabel Anderson, yaitu pengasuh anak-anak ratu.
Kamar itu mempunyai kamar duduk, dapur dan kamar mandi sendiri. Diana melewatkan waktu dengan menjahit, menonton TV, membaca, mengundang teman-temannya bekas se-flat untuk makan siang dan juga meminta kakak serta ibunya datang sesering mungkin.
Ia mendapat pelayan (footman) bernama Mark. Si Mark ini bingung, karena tidak pernah disuruh-suruh. Mungkin Lady Diana belum biasa menyuruh-nyuruh pelayan atau takut dikira sok.

0 Reviews:

Post Your Review